Sabtu, 17 Oktober 2015

Klaim Budaya Indonesia Oleh Malaysia

Indonesia negeri yang sangat kaya akan budaya, fakta ini tidak bisa disangkal lagi oleh siapapun. Ada lebih dari seratus suku bangsa dan bahasa yang mendiami wilayah nusantara dengan ribuan budaya yang beraneka ragam. Namun dibalik kekayaan tersebut justru Pemerintah dan bangsa Indonesia sangat lemah mematenkan apa yang seharusnya menjadi hak bangsa Indonesia. Akibatnya negara-negara lain mengklaim dirinya sebagai pemilik sah budaya tersebut.
Keberagaman budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia sering kali mengundang perhatian dari negara-negara lain untuk ingin tahu lebih dalam tentang keunikan-keunikan budaya yang kita miliki. Indonesia terkenal sebagai banga yang luhur. Memiliki keragaman budaya yang tersebar di pelosok-pelosok nusantara. Dari kesenian, adat-istiadat hingga makanan melekat mewarnai keragaman bangsa ini.
Hasil gambar untuk reog ponorogo animasi

Reog ponorogo merupakan salah satu seni tarian di Jawa Timur yang sampai saat ini masih terus di lestarikan. Reog ini merupakan kebudayaan dan kesenian asli Indonesia. Memang budaya dan seni ini sering dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis, oleh karenanya tak jarang sering dihubungkan dengan dunia kekuatan spiritual bahkan dunia hitam.
Lepas dari hal itu, Reog Ponorogo ini oleh masyarakat biasanya sering dipentaskan saat acara pernikahan, khitanan, hari-hari besar nasional, dan juga festival tahunan yang diadakan oleh pemerintah setempat. Festival yang diadakan oleh pemerintah tersebut terdiri dari Festival Reog Mini Nasinonal, Festival Reog Nasional dan juga pertunjukan pada bulan purnama yang bertempat di alun-alun ponorogo. Sedangkan Festival Reog Nasional itu selalu diadakan saat akan memasuki bulan Maharam atau yang sering dalam tradisi Jawa itu biasa di sebut dengan bulan Suro. Pementasan reog ponorogo merupakan rangkaian dari acara Grebeg Suro atau juga dalam rangka ulang tahun kota Ponorogo.
Dalam rangka menyambut tahun baru islam atau yang sering dikenal dengan sebutan tanggal satu Suro, pemerintah kabupaten Ponorogo mengadakan event budaya terbesar di Ponorogo yaitu Grebeg Suro. Saat Grebeg Suro berlangsung, biasanya saat pementasan kesenian Reog Ponorogo itu selalu dibanjiri penonton baik dari semua penjuru Ponorogo, bahkan karena pagelaran kesenian ini bertaraf nasional, tak jarang wisatawan dari luar daerah Ponorogo bahkan dari luar negeri pun turut hadir untuk melihat acara pagelaran kesenian Reog Ponorogo ini. Hal inipun dimanfaatkan oleh pemerintah daerah Ponorogo sebagai salah satu senjata andalan untuk meningkatkan daya tarik wisata Ponorogo itu sendiri.
Selain festival Grebeg Suro, Festival Reog Mini tingkat nasional juga bisa menyedot antusias para wisatawan. Seluruh peserta yang mengikutinya merupakan generisa muda, rata-rata mereka masih duduk dibangku sekolah setingkat SD atau SMP. Salah satu tujuan dari festival Reog Mini tingkat nasional adalah untuk tetap menjaga kesenian ini terus berlangsung turun temurun, karena generasi muda inilah kelak yang akan meneruskan kesenian Rog ini. Semua pola kegiatan yang ada di festival Reog Mini hampir sama dengan Festival Reog Nasional, yang membedakannya hanya pada peserta sera waktu pelaksanaannya saja. Waktu pelaksanaan Festival Reog Mini ini pada bulan Agustus.
Rangkaian pementasan kesenian Reog yang lainnya dan tak kalah seru dari pementasan sebelumnya yaitu pementasan atau pertunjukan Reog Bulan Purnama. Pertunjukan ini selalu rutin dilaksanakan bertepatan dengan adanya malam bulan purnama. Biasanya peserta yang ikut dalam pentas ini merupakan grup-grup lokal perwakilan dari kecamatannya masing-masing. Selain itu dalam pementasan ini juga sering dijumpai beberapa pertunjukan tari garapan yang berasal dari sanggar seni yang ada di Ponorogo.

Berkas:Reog Ponorogo Indonesia.jpg

Berikut ini adalah daftar artefak budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain:
  1. Batik dari Jawa oleh Adidas
  2. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
  3. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
  4. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
  5. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
  6. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
  7. Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
  8. Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
  9. Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
  10.  Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
  11. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
Dari latar belakang tersebut saya dapat menganalisis, ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa ini bisa terjadi.
Seperti yang sudah di bahas di awal, Indonesia sangat kaya akan budayanya. Maka tidak heran jika begitu banyaknya budaya yang kita miliki, justru membuat kita tidak mengetahui apa saja budaya yang ada di Indonesia. Bahkan saya sendiri pun sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya daerah sendiri. Ketertarikan budaya yang semakin meluntur juga dapat saya rasakan. Kurang tertariknya kita akan budaya sendiri pasti membuat kita enggan untuk mengetahui lebih dalam akan budaya tersebut, berbeda dengan negara lain yang 'penasaran' dan merekalah yang akan mencari dan mengetahui asal muasal budaya kita. Ini juga adalah salah satu kesempatan mereka untuk mengklaim. Dimana posisi mereka menjadi 'lebih tahu' dibandingkan kita yang 'tabu'.
Banyaknya budaya luar yang masuk Indonesia juga terkadang membuat kita menjadi lebih fokus pada budaya mereka dibandingkan budaya sendiri. Posisi lengah kita ini, bisa menjadi ujung tombak alasan dari para pencuri. Kita akan bekoar-koar setelah budaya diambil orang lain, lalu selama ini kita kemana? Iya, kita fokus dengan budaya yang baru masuk Indonesia tadi.
Apabila kita ambil contoh Malaysia, mengapa Malaysia banyak mengambil budaya kita. Ternyata ini terjadi karena Malaysia memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia. Baik itu dari segi budaya, bahasa dan ditambah lagi letak antara Indonesia dan Malaysia yang dekat. Maka dari itu Malaysia bisa dengan mudahnya mengambil budaya kita.
Oleh karena itu kita sebagai generasi muda seharusnya dapat mengetahui banyak budaya yang ada di Indonesia sendiri. Salah satu caranya adalah membuat organisasi perkumpulan yang bisa mewadahi kita untuk saling memberi informasi tentang budaya atau adat istiadat di Indonesia. Membuat acara-acara yang menumbuhkan rasa kecintaan budaya pada Indonesia juga bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah kehilangan budaya. Paling utama dan pertama kita harus menumbuhkan rasa itu dari diri sendiri. Dengan paksaan dari luar, itu hanya bisa berpengaruh sedikit. Saya berharap tulisan saya ini bisa bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi saya sendiri.

Sumber : http://www.qolbunhadi.com/reog-ponorogo-kebudayaan-dan-kesenian-asli-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar